Selasa, 27 Desember 2016

Pemahaman Spritual

       Banyak orang merasa lebih relative mudah untuk berdiskusi, mereflesikan keyakinan dan kelakuan, dan merasa jauh lebih sulit berbicar tentang emosi mereka sehingga hamper tidak mungkin memikirkan kesadaran spiititual mereka. Banyak dari kita belum pernah terllatih membagi perasaan, dan sebetulnya tidak berani melakukan hal itu secara katif. Kurangnya latihan itu memunculkan fenomena yang disebut buta huruf emosional, dimana kita dibatasi oleh kekurangan kosakata yang tepat. Kita tidak bisa mengungkapkan perasaan karena kita tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya. Berbahagialah, situasi ini membaik ketika orang menjadi sadar diri. Nasihat ini telah menjadi arus utama dan terjadi peningkatan pemahaman bahwa berbicara tentang perasaan kita adalah hal yang baik.  Namun, karena kita mengembangkan pemahaman emosional kita, menjadi semakin nyata bahwa kita perlu berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan spritualitas kita. Masih banyak kebingungan berkaitan dengan kata “spiritual” ini dan orang sangat ingin mengetahui apa persisnya yang dimaksud dengan kata iitu. Apakan itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan agama, dan agama apa? Haruskah saya percaya pada tuhan? Apa ada hubungannya dengan orang mati, sejenis pemujaan,perilaku menakutkan dan aneh? Apakah itu sesuatu dari dunia lain dan hal itu menyebabkan kerasukan? Apakah saya harus merubah perilaku saya dan berhenti melakukan semua hal yang saya sukai? Apakah saya harus memakai pakaian khusus, makan biji-bijian atau menghabiskan waktu berjam-jam bermeditasi? Apakah saya melihat hantu, mengambang di udara dan berbicara dengan orang mati? Apa saya harus berhenti bermain sepak bola, minum anggur, mencat rambut? (silahkan tambahkan ketakutan lain pada daftar ini).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar