Jumat, 30 Desember 2016
KESEHATAN
REMATIK
Akan tetapi dengan menggunakan antibiotik agaknya masih menemui jalan buntu dikarenakan pengaruhnya terhadap kesehatan organ hati.
Ini sangat tergantung dengan sistem imunitas seseorang dan lingkungan mereka berada.
Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Kegiatan Sehat di Waktu Luang
NARKOBA
Kendala Menulis Karya Ilmiah dan Cara Mengatasinya
1. Malas
Secara umum malas mengerjakan penulisan merupakan permasalahan umum kendala menulis karya ilmiah. Seperti halnya jenis pekerjaan yang lain, malas merupakan kendala utama dalam menyelesaikan pekerjaan. Demikian halnya dengan menulis karya ilmiah, anda akan mendapatkan tantangan pertama kali oleh rasa malas ini. Jika anda berhasil mengatasi rasa malas ini maka anda seperti sudah menyelesaikan proses penulisan sebesar 45%, karena selajutnya akan terus mengalir secara lancar hingga tulisan selesai. Bila anda malas mengerjakan menulis karya ilmiah maka bisa jadi itu pertanda bahwa anda perlu menguatkan niat.
Bila niat sudah kuat maka anda tinggal mengkondisikan diri supaya semangat menulis karya ilmiah menggelora. Salah satu caranya adalah dengan membuat anda menjadi terus menerus bersinggungan dengan materi atau hal-hal yang berhubungan dengan topik karya ilmiah yang sedang anda kerjakan. Pikirkanlah manfaat-manfaat yang akan anda dapatkan dan yang akan didapatkan masyarakat umum dari tulisan karya ilmiah anda, sehingga rasa malas anda akan tergusur oleh semangat menulis. Hal ini karena secara umum menusia itu akan bersemangat ketika mengetahui manfaat yang didapatkan dari suatu kegiatan.
2. Suka Menunda (Procrastinating)
Suka menunda-nunda juga merupakan kendala umum yang banyak dihadapi oleh banyak orang ketika menghadapi suatu pekerjaan. Suka menunda juga menjadi salah satu kendala menulis karya ilmiah. Anda harus mengatasi kebiasaan suka menunda pekerjaan. Idehidup.com secara khusus telah membahas cara mengatasi kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan ini secara panjang lebar di artikel yang berjudul 7 Cara Ampuh Mengatasi Menunda Pekerjaan. Segera kerjakan apa yang bisa dan memungkinkan untuk dikerjakan. Jangan ada jeda sama sekali karena bila ada jeda dalam pengerjaan maka itu akan memungkinkan terjadinya keinginan untuk menunda proses pengerjaan menulis karya ilmiah. Bila keinginan tersebut dipenuhi maka menunda-nunda menulis karya ilmiah akan terus berlangsung dan anda baru akan tersadar ketika sudah memasuki tenggat waktu (deadline).
3. Kurang mengetahui Seluk-beluk dan Kurang Pengalaman Menulis Karya Ilmiah
Kendala yang juga biasanya dihadapi dalam menulis karya ilmiah adalah kurang memahaminya tentang seluk-beluk karya ilmiah dan kurang berpengalaman dalam menulis karya ilmiah. Untuk kendala kurang dipahaminya seluk beluk menulis karya ilmiah maka harus diatasi dengan banyak membaca dan mempelajari buku atau artikel yang membahas tentang penulisan karya ilmiah sampai faham sedalam-dalamnya. Kurang pengalaman dalam menulis karya ilmiah hanya bisa diatasi dengan banyak menulis karya ilmiah, mengikuti event seperti lomba karya tulis ilmiah remaja, lomba karya tulis mahasiswa dan event perlombaan karya tulis lainnya akan memberikan pengalaman yang tidak ternilai harganya dalam proses menulis karya ilmiah. Dengan demikian kendala menulis karya ilmiah seperti ini akan bisa diatasi.
4. Tidak/Kurang Menguasai Topik yang Dibahas di Karya Ilmiah yang Sedang Dibuat
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan resmi yang membahas suatu permasalahan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena karya ilmiah membahas suatu permasalahan tertentu sehingga bila sang penulis tidak menguasai topik yang akan dia bahas pada suatu tulisan karya ilmiah maka tentu saja dia akan mengalami kesulitan/kendala dalam proses menulisnya. Bisa jadi berarti memang dia tidak pernah bersinggungan dengan topik tersebut atau memang masih pada tahap baru mempelajari topik tersebut. Bila memang alasannya adalah masih baru dengan topik tersebut maka solusinya adalah dengan terus mempelajari dan menambah info-info atau pengetahuan-pengetahuan tentang topik tersebut. Berdiskusi dengan pakar atau ahli yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi.
5. Kurang Membaca Literatur
Masih berhubungan dengan point sebelumnya, kurang membaca literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah. Menulis merupakan pasangan dari membaca. Apabila kegiatan membaca kurang maka kehendak dan semangat untuk menulis pun juga menurun. Oleh karena itu kurang membaca literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah. Bisa dibayangkan menulis karya ilmiah memerlukan pengkolaborasian pemikiran dari penulis lain dalam bentuk sitasi (citation) dalam karya ilmiah. Dengan kurangnya membaca literatur maka akan menyebabkan kurangnya perbandingan dengan pemikiran-pemikiran atau hasil penelitian dari penulis-penulis lain. Perlunya penelaahan pemikiran-pemikiran dari penulis lain dengan membaca karya-karya mereka dan memasukkannya ke dalam tulisan karya ilmiah yang sedang dibuat adalah suatu syarat penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itulah apabila seseorang akan menulis karya ilmiah maka mau tidak mau orang tersebut juga harus membaca literatur tulisan orang lain yang relevan dengan topik yang akan dia tulis.
6. Tidak Tersedia Literatur yang Memadai
Kendala menulis karya ilmiah lainnya adalah kurang tersedianya literatur relevan yang memadai. Setelah seseorang bersemangat mengerjakan karya ilmiah dan bersemangat dalam membaca literatur ternyata terkadang sering (terutama di Indonesia) terjadi kondisi sulitnya mencari literatur yang up to date dan relevan. Untung sekali sekarang sudah tersedia layanan gratis dalam pencarian literatur yang up to date dan relevan. Sebut saja salah satunya adalah google scholar, suatu layanan dari google yang menyediakan fasilitas pencarian literatur paper ilmiah dari berbagai jurnal internasional. Ada juga layanan pencarian sekaligus penyedia literatur berbayar lainnya semisal elsevier, science direct, proquest, dan lain sebagainya, yang biaya berlangganannya cukup mahal dan tidak semua kampus perguruan tinggi di Indonesia memilikinya.
7. Tidak Mengecek Ulang Tulisan
Kendala menulis karya ilmiah yang bisa terjadi adalah tidak mengecek ulang tulisan yang dibuat sehingga menyebabkan adanya banyak kesalahan ketik (typo), adanya kalimat ambigu, adanya ketidak sinkronan antara kutipan yang di isi tulisan dengan yang di bagian daftar pustaka karya ilmiah, adanya kesalahan penulisan nama penulis yang dikutip, dan kesalahan-kesalahan penulisan lainnya. Dengan demikian sangat perlu sekali untuk membaca dan mengecek ulang tulisan karya ilmiah yang telah selesai dibuat.
Cara lainnya untuk mengatasi kendala ini adalah dengan meminta bantuan teman atau kolega untuk membaca dan mengoreksi kesalahan penulisan (proof reading). Teman atau kolega ini juga akan membarikan masukan-masukan yang berharga untuk menambah kualitas karya ilmiah. Bacalah berkali-kali tulisan karya ilmiah anda hingga dipastikan tidak ada kesalahan penulisan. Jangan sampai ketika karya ilmiah diterbitkan baru diketahui ada kesalahan penulisan, kesalahan ejaan, dan kesalahan-kesalahan lainnya.
8. Plagiasi (Plagiarism)
Plagiasi merupakan kendala menulis karya ilmiah yang juga sangat perlu sekali dihindari. Plagiasi paling berat adalah mempublikasikan ulang karya ilmiah orang lain atas nama dirinya sendiri. Dengan kata lain hanya mengganti nama author saja. Plagiasi ini merupakan tindakan penjiplakan berat karya orang lain yang sangat tidak terpuji. Jenis plagiasi berikutnya adalah menggunakan kalimat yang persis sama dengan kalimat yang ada di tulisan karya tulis orang lain tanpa memberikan kredit (citation) pada penulis aslinya. Budaya plagiasi ini bisa disuburkan dengan kebiasaan copy paste yang banyak terjadi di kalangan siswa dan bahkan mahasiswa. Cara mengatasinya adalah dengan menanamkan pada diri sendiri untuk tidak melakukan penyalinan kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citataion) pada penulis yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis karya ilmiah.
Beberapa kendala menulis karya ilmiah yang telah dipaparkan di atas sering dihadapi oleh para penulis karya ilmiah, terutama penulis pemula. Menulis karya ilmiah memerlukan pembiasaan bagi penulisnya. Pembiasaan ini dalam artian harus banyak dilatih. Semakin banyak dilatih maka akan semakin mahir menguasai dan semakin terbiasa. Oleh karena itu maka harus segera menulis karya ilmiah saat ini juga dan sebanyak-banyaknya dalam rangka berlatih. Serta selanjutnya mempublikasikan karya tulis ilmiah tersebut di jurnal-jurnal ilmiah yang ada. Kiranya ada benarnya suatu ungkapan publish or perish, maka menulislah sekarang juga.
Mendapatkan Prestasi
Secara umum prestasi di kampus saat kuliah bisa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik. Bila kita mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi maka baik itu prestasi akademik maupun non akademik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi profil mahasiswa berprestasi akan dikatakan sempurna prestasinya bila dia mampu mencapai prestasi di bidang akademik dan prestasi di bidang non akademik secara bersamaan. Tulisan ini akan mengulas macam-macam contoh prestasi mahasiswa dan bagaimana cara menjadi mahasiswa berprestasi.
Prestasi Akademik
Prestaasi akademik merupakan jenis prestasi yang berhubungan dengan bidang disiplin ilmu yang dipelajari secara resmi di Perguruan Tinggi. Prestasi jenis ini erat kaitannya dengan proses belajar mengajar yang selama ini diikuti di kampus tempat seorang mahasiswa kuliah. Berikut ini adalah beberapa jenis prestasi akademik:
1. IPK tinggi
Prestasi akademik dengan mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi secara umum telah menjadi semacam patokan utama. Hal ini karena memang IPK tinggi merupakan parameter yang mudah digunakan untuk menilai kemampuan akademis hasil belajar para mahasiswa. Kompetensi seorang mahasiswa di bidang disiplin ilmu yang dipelajarinya secara global tercermin dari IPK yang diperolahnya.
2. Juara lomba bidang disiplin ilmu
Selain prestasi akademik IPK tinggi, masih ada satu lagi jenis prestasi akademik lainnya. Prestasi akademik tersebut adalah juara lomba bidang keilmuan pada masing-masing jurusan, misalnya adalah juara lomba rancang bangun jembatan dan kekuatan beton bagi mahasiswa teknik sipil. Juara lomba robot bagi mahasiswa teknik elektro dan teknik mesin. Cara mendapatkan prestasi akademik jenis ini maka salah satunya perlu bergabung dengan organisasi-organisasi mahasiswa intra kampus yang berfokus pada perlombaan-perlombaan seperti itu tadi. Karena yang dikirim menjadi kontingen perlombaan biasanya adalah dari unit aktivitas mahasiswa yang bergerak di bidang tersebut. Selain itu kakak-kakak angkatan senior juga akan memberikan bimbingan kepada adik-adik juniornya sebagai salah satu program kegiatan organisasi kemahasiswaan mereka.
Selain itu kompetisi di bidang disiplin keilmuan juga tersedia berupa lomba karya ilmiah mahasiswa yang saat ini biasanya berupa Program Kreativitas Mahasiswa. Saat ini (berdasarkan pedoman PKM 2016) terdapat beberapa jenis Program Kreativitas Mahasiswa yang dilombakan, diantaranya yaitu:
Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P), yang terdiri dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) dan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH)
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K)
Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M)
Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T)
Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC)
Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI)
Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Prestasi akademik jenis ini cara mendapatkannya adalah dengan memperbanyak diri dalam memikirkan permasalahan yang ada di masyarakat kemudian mencarikan solusinya sesuai bidang keilmuan yang dikuasai. Selain itu juga memerlukan kreativitas dan daya nalar analitis seorang mahasiswa. Biasanya di kampus-kampus tertentu juga terdapat organisasi mahasiswa intra kampus atau unit aktivitas mahasiwa yang bergerak di bidang karya ilmiah, sehingga di sini para mahasiswa junior banyak dibimbing oleh para mahasiswa senior untuk dilatih bagaimana cara membuat karya ilmiah yang baik untuk diikutkan lomba.
3. Publikasi Ilmiah
Sebagai insan yang bergerak di bidang ilmiah maka sudah sewajarnya bila prestasi-prestasi dinilai dari sisi kontribusi pada komunitas ilmiah. Salah satu yang bisa dinilai adalah jumlah publikasi ilmiah yang telah dihasilkan. Meskipun terkadang juga bukan pada jumlah publikasi ilmiah saja, namun pada kualitas publikasi ilmiah. Misalnya adalah dengan mengukur impact factor dari publikasi ilmiah yang telah dihasilkan. Atau seberapa besar efek dari publikasi karya ilmiah yang telah dihasilkan baik itu secara skala regional maupun secara skala global.
Saat ini diwajibkan publikasi ilmiah sebagai syarat kelulusan di jenjang S1, S2, dan S3. Salah satunya adalah publikasi artikel di jurnal-jurnal ilmiah. Di kalangan akademisi seperti professor juga diwajibkan untuk menghasilkan karya ilmiah dalam jumlah tertentu per tahunnya.
Cara meraih prestasi jenis ini adalah dengan melatih diri dan membiasakan diri untuk terus belajar secara terus-menerus menulis ilmiah. Cara termudah salahsatunya adalah dengan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan laporan praktikum (untuk yang dari jurusan keilmuan alam) dan jangan hanya menyontek laporan praktikum kawan-kawan lainnya. Selain itu juga bisa dilatih perlahan dengan mengerjakan tugas-tugas pembuatan makalah yang diberikan dosen. Pengerjaan laporan praktikum dan pengerjaan tugas-tugas kuliah pembuatan makalah secara sungguh-sungguh tanpa saling mencontek akan memberikan dasar-dasar yang kuat dalam pembuatan karya yang bisa dipublikasikan di jurnal ilmiah.
Cara lainnya untuk mengasah keterampilan menulis publikasi ilmiah adalah dengan sering-sering mengikuti perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa seperti yang telah dijabarkan sebelumnya (poin 2). Penulisan naskah Program Kreativitas Mahasiswa juga memberikan latihan dalam menulis untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah. Bahkan jenis Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) secara langsung mengkhususkan pada hasil berupa publikasi ilmiah.
Prestasi Non Akademik
Prestasi non akademik merupakan prestasi di luar bidang akademik yang secara tidak langsung juga menunjang kegiatan akademik. Seperti yang telah dibahas di bagian pembukaan tulisan ini, yaitu bahwa Tridharma Perguruan tinggi secara umum meliputi akademik dan non akademik, oleh karena itu prestasi-prestasi di bidang non akademik juga diperhitungkan di lingkungan pendidikan tinggi.
4. Juara Lomba Unit Kegiatan Mahasiswa
Banyak kejuaraan-kejuaraan seperti kejuaraan olahraga atau kesenian yang pesertanya adalah para mahasiswa. Biasanya yang dikirim untuk mengikuti perlombaan-perlombaan tersebut adalah dari organisasi intra kampus Unit Aktivitas Mahasiswa yang berkaitan dengan jenis lombanya. Lomba-lomba pada Pekan Olah Raga Mahasiswa tentunya kemungkinan besar juga pesertanya adalah dari organisasi mahasiswa Unit aktivitas keolahragaan. Lomba-lomba di bidang seni maka kontingen yang dikirim kemungkinan besar adalah dari anggota organisasi intra kampus Unit Aktivitas Mahasiswa di bidang seni tertentu.
Cara mendapatkan prestasi jenis ini maka bisa dirintis dengan bergabung dengan organisasi unit aktivitas mahasiwa sesuai dengan bidang yang diminati. Oleh karena itu jangan ragu untuk bergabung ke unit kegiatan mahasiswa seperti kegiatan mahasiswa keagamaan, koperasi mahasiswa, pers mahasiswa, pramuka, Palang Merah (KSR), Resimen Mahasiswa, drum band, seni tari, serta di bidang olahraga seperti atletik, bulu tangkis, tenis lapangan, tenis meja, basket, bola voli berbagai macam jenis beladiri dan lain sebagainya.
5. Aktif di organisasi mahasiswa (leadership)
Aktif dan terlibat di organisasi mahasiswa juga merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiwaan akan memiliki keterampilan dan pengalaman kepemimpinan yang memadai. Apalagi bila mahasiswa tersebut menjadi pengurus harian seperti ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan ketua sie, maka itu merupakan suatu nilai tambah bagi kualitas seorang mahasiswa.
Beberapa lembaga pemberi beasiswa juga memperhitungkan dan mengutamakan calon penerima beasiswanya adalah yang memiliki keterampilan kepemimpinan dengan dibuktikan aktif di kegiatan organisasi mahasiswa serta pendampingan masyarakat. Cara mendapatkan prestasi jenis ini adalah dengan bergabung serta terlibat aktif di organisasi mahasiswa baik itu yang intra kampus maupun juga bisa organisasi mahasiswa ekstra kampus.
6. Pendampingan masyarakat (pengabdian masyarakat)
Prestasi non akademik lainnya adalah aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Bentuknya bisa pendampingan masyarakat di bidang-bidang tertentu. Semacam pemberian pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Atau juga bantuan advokasi masyarakat pada kasus-kasus masyarakat yang tertindas. Cara mendapatkan prestasi yang seperti ini adalah dengan bergabung dan aktif di organisasi mahasiswa atau organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat.
Mahasiswa akan diasah kepekaan sosialnya dengan terlibat berhadapan dan mengatasi secara langsung pada realita permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Berhubungan dengan poin 2, kegiatan pendampingan masyarakat ini juga bisa sekalian diintegrasikan dengan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), sehingga inilah titik relevansi kolaborasi dan pengoptimalan prestasi akademik dan prestasi non akademik bisa berjalan beriringan. Karena memang pendekatan-pendekatan holistik seperti inilah yang diperlukan untuk pembangunan masyarakat luas dan hasilnya bisa langsung dirasakan.
Demikianlah sebagian prestasi-prestasi yang bisa diperoleh di kampus saat kuliah di perguruan tinggi. Semoga setelah membaca tulisan ini kita bisa terbuka pikiran dan wawasan bahwa prestasi saat kuliah itu tidak hanya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saja. Masih ada jenis-jenis prestasi lain yang bisa diraih dan didapatkan. Selamat berjuang! Hidup Mahasiswa!