KANKER
TULANG
Kanker
tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang. Penyakit ini dapat diidap
oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Kanker
tulang terbagi menjadi dua, yaitu kanker tulang primer dan sekunder. Dinamakan
kanker tulang primer bilamana kanker tersebut muncul dan berkembang langsung di
dalam tulang. Sedangkan kanker tulang sekunder adalah kanker yang berasal dari
bagian tubuh lain yang menjalar ke tulang.
Seluruh
tulang di dalam tubuh bisa terserang oleh penyakit ini, namun sebagian besar
terjadi pada tulang kaki dan lengan.
Berikut
ini beberapa gejala penyakit kanker tulang, diantaranya:
§
Nyeri. Seseorang yang terkena kanker tulang akan merasakan
nyeri pada daerah tulang yang diserang. Nyeri ini biasanya berangsur-angsur
meningkat dan memburuk, terutama ketika tulang digerakkan atau ketika malam
hari.
§
Pembengkakan. Daerah sekitar tulang yang terkena kanker akan
mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Bahkan jika pembengkakan terjadi
di dekat suatu sendi, maka sendi tersebut akan sulit digerakkan.
§
Pelemahan tulang. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi lemah atau
rapuh. Bahkan jika sudah parah, jatuh biasa atau cedera kecil saja bisa membuat
tulang patah.
§
Tubuh terasa lelah.
§
Penurunan berat badan.
§
Demam.
§
Berkeringat, terutama pada malam hari.
Pada
orang dewasa, gejala nyeri tulang kadang-kadang disalahartikan sebagai radang sendi. Pada anak-anak dan remaja,
kadang-kadang disalahartikan sebagai efek samping dari pertumbuhan tulang.
Sebaiknya temui dokter jika Anda atau anak Anda terus-menerus merasakan nyeri
pada tulang selama lebih dari tiga hari.
Penyebab kanker tulang
Penyebab
pasti kanker tulang belum diketahui, namun kondisi ini diduga disebabkan adanya
perubahan atau mutasi di dalam struktur DNA yang mengendalikan pertumbuhan sel
sehingga sel-sel tersebut terus tumbuh di luar kendali. Penumpukan sel-sel ini
kemudian membentuk tumor yang dapat menyerang struktur tulang di dekatnya atau
bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Berikut
ini beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
kanker tulang.
§ Paparan radiasi tinggi dari suatu
pengobatan yang pernah dialami penderita, misalnya radioterapi.
§ Pertumbuhan tulang yang cepat
pada pubertas.
§ Menderita penyakit Paget, yaitu
suatu kondisi yang dapat menyebabkan tulang lemah.
§ Menderita penyakit hernia
umbilitikus sejak lahir.
Jenis-jenis kanker tulang
Berdasarkan
tempat sel kanker bermula, ada tiga jenis kanker tulang yang umum terjadi, di
antaranya:
§
Osteosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di dalam jaringan baru
pada tulang yang sedang tumbuh. Jenis ini biasanya menyerang tulang paha dan
tulang betis.Osteosarcoma bisa diidap siapa saja, namun yang paling
umum adalah remaja dan orang-orang yang baru menginjak usia dewasa.
§
Ewing’s sarcoma. Kanker tulang ini berkembang di dalam jaringan
saraf yang belum dewasa pada sumsum tulang. Jenis ini biasanya menyerang tulang
paha, tulang betis, dan tulang panggul. Ewing’s sarcoma lebih
sering diidap remaja ketimbang orang dewasa.
§
Chondrosarcoma. Kanker tulang ini berkembang di dalam tulang rawan.
Biasanya menyerang tulang paha, tulang panggul, tulang rusuk, tulang belikat,
dan tulang lengan bagian atas. Chondrosarcoma biasanya
diidap oleh orang-orang yang berusia 30-60 tahun.
Tahapan perkembangan kanker tulang
Ada empat
tahapan yang menentukan tingkat keparahan suatu penyakit kanker tulang, di
antaranya:
§
Stadium 1. Pada tahap ini kanker baru mengenai satu bagian
tulang dan belum menyebar ke bagian lainnya.
§
Stadium 2. Hampir sama seperti stadium 1, tapi pada tahap ini
kanker masih berada di satu bagian tulang dan belum menyebar. Pada tahap ini,
agresivitas kanker sudah mulai terlihat.
§
Stadium 3. Pada tahap ini kanker sudah mulai menyebar ke lebih
dari satu area pada tulang yang sama.
§
Stadium 4. Pada tahap ini, kanker yang menggerogoti tulang
telah menyebar ke bagian-bagian lainnya di dalam tubuh, misalnya paru-paru,
hati, atau otak.
Penentuan
tingkat keparahan kanker tulang bisa dilakukan melalui diagnosis. Hal ini
berguna dalam membantu dokter untuk memberikan pengobatan yang tepat.
Diagnosis kanker tulang
Untuk
mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker tulang, selain menanyakan
tentang gejala-gejala yang dirasakan, dokter perlu melakukan beberapa tes.
Jenis-jenis tes ini di antaranya adalah:
§
Tes darah. Tes ini dapat mengetahui adanya kanker tulang
melalui perubahan yang terjadi di dalam darah. Misalnya naiknya kadar enzim
alkalin fosfatase akibat osteosarkoma. Kegunaan lain dari tes darah adalah
untuk memastikan bahwa pasien bukan menderita kondisi lain, misalnya artritis
atau radang sendi yang juga dapat menyebabkan gejala nyeri seperti pada kanker
tulang.
§
Biopsi. Selain dapat mendeteksi keberadaan kanker tulang,
tes ini juga dapat menentukan tingkat keparahan penyakit tersebut bila ada.
Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari tulang untuk
selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes ini dianggap sebagai cara paling
akurat untuk mendiagnosis kanker tulang.
§
Sinar-X. Melalui tes ini dapat diketahui apakah kerusakan
tulang yang dialami oleh pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya.
Selain kerusakan tulang, pertumbuhan tulang yang tidak wajar akibat kanker juga
dapat terdeteksi melalui pemindaian X-ray.
§
Pemindaian tulang. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah
bahan radioaktif ke dalam pembuluh vena. Bahan tersebut nantinya akan diserap
oleh tulang. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat
melakukan penyerapan dibandingkan tulang yang normal. Informasi soal tulang yang
didapat lewat pemindaian tulang biasanya lebih rinci daripada yang didapat
melalui pemeriksaan sinar-X.
§
MRI scan. Melalui metode ini, tingkat keparahan
penyebaran kanker di dalam tulang dapat diketahui. Dengan dibantu gelombang
radio dan medan magnetik, MRI scandapat
menghasilkan gambar tulang secara lebih rinci.
§
CT scan. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mencari tahu apakah kanker tulang telah menyebar, misalnya
ke paru-paru. Pemindaian yang menggunakan rangkaian sinar-X dan bantuan
komputer ini dapat menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci dalam bentuk 3
dimensi.
Pengobatan kanker tulang
Pengobatan
kanker tulang sangat bergantung pada tingkat keparahan kanker, lokasi kanker,
dan bahkan jenis kanker itu sendiri. Meski demikian, penanganan utama kanker
tulang biasanya dilakukan melalui operasi yang dikombinasikan dengan pengobatan
lainnya, seperti kemoterapi dan radioterapi.
Beberapa
jenis operasi bisa dilakukan untuk mengatasi kanker tulang, di antaranya:
§
Operasi pengangkatan tulang. Prosedur ini biasanya dilakukan
jika kanker belum menyebar keluar tulang. Bagian tulang atau sendi yang
terinfeksi kanker akan diangkat untuk selanjutnya diganti dengan tulang atau
sendi buatan. Operasi pengangkatan ini juga masih bisa diterapkan jika kanker
hanya baru menyebar ke jaringan-jaringan di sekitar tulang.
§
Amputasi. Amputasi biasanya dilakukan jika kanker tidak
berhasil ditangani dengan operasi pengangkatan tulang atau jika kanker tulang
telah menyebar, misalnya menuju saraf, pembuluh darah, serta kulit.
Kemoterapi
Kemoterapi
merupakan metode pengobatan kanker yang melibatkan pemberian sejumlah
obat-obatan. Pada penyakit kanker tulang, obat-obatan tersebut diinfuskan ke
dalam pembuluh darah.
Pada kasus kanker tulang, kemoterapi biasanya
dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan kanker agar tidak
perlu dilakukan amputasi, serta dilakukan setelah operasi agar kanker tidak
muncul kembali. Selain itu, kemoterapi juga bisa dipadukan dengan radioterapi
untuk diberikan kepada penderita Ewing’s sarcoma atauchemoradiation sebelum menjalani operasi. Jika
penderita kanker tulang sudah tidak bisa ditangani lagi dengan cara apa pun,
kemoterapi biasanya diberikan dengan tujuan untuk memperlambat gejala.
Waktu
pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, di mana tiap
siklus terdiri dari beberapa hari. Jumlah siklus yang dibutuhkan oleh penderita
kanker tulang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan
penyakit yang diidap oleh mereka. Tiap siklus kemoterapi biasanya dipisahkan oleh
jeda waktu beberapa minggu. Tujuan pemberian jeda waktu ini adalah agar
penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi.
Beberapa
efek samping kemoterapi adalah rambut rontok, rasa lelah, sariawan, diare, mual
dan muntah, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh. Biasanya efek samping ini
akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.
Radioterapi
Metode
radioterapi dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi untuk menghancurkan
sel-sel kanker. Pada kasus kanker tulang, radioterapi dapat digunakan sebelum
atau sesudah operasi. Metode ini juga dapat dilakukan untuk memperlambat gejala
kanker tulang pada penderita yang tidak bisa lagi diobati dengan cara apa pun.
Radioterapi
biasanya dilakukan sebanyak lima sesi dalam seminggu dan satu sesi biasanya
berlangsung sekitar 15 menit.
Sama seperti kemoterapi, radioterapi juga memiliki
efek samping. Beberapa di antaranya adalah lelah, rambut rontok, nyeri sendi, mual, iritasi dan kemerahan pada
kulit. Umumnya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan radioterapi
berakhir.
Peluang sembuh penderita kanker tulang
Kanker
tulang yang belum menyebar ke organ tubuh lainnya atau yang masih
terlokalisasi, lebih mudah ditangani ketimbang kanker tulang yang sudah
menyebar atau bermetastasis. Faktor inilah yang nantinya akan berpengaruh pada
peluang penderita untuk sembuh.
Menurut penelitian, seseorang yang terdiagnosis
menderita osteosarcoma terlokalisasi
diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 60 persen selama setidaknya 5
tahun ke depan, dibandingkan mereka yang terdiagnosis menderita osteosarcoma metastasis yang hanya berpeluang 10
persen.
Sedangkan untuk kasus kanker tulang Ewing’s sarcoma yang telah terdiagnosis, penderita
kondisi terlokalisasinya diperkirakan masih memiliki peluang hidup sebesar 70
persen setidaknya selama 5 tahun ke depan dibandingkan penderita kondisi
metastasis yang hanya memiliki peluang 30 persen. Sama seperti osteosarcoma terlokalisasi, sebagian besar
penderita Ewing’s sarcoma terlokalisasi
juga berhasil sembuh dari penyakitnya.
Selain tingkat penyebaran, seberapa parah jaringan
sel yang terkena kanker juga bisa berdampak pada kesempatan penderita untuk
sembuh. Menurut penelitian, rasio peluang hidup penderita kanker tulang chondrosarcoma stadium rendah dengan penderita
stadium tinggi selama setidaknya 5 tahun ke depan adalah 80 persen banding 30
persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar