Ada beberapa kemungkinan alasan yang menyebabkan al-Asy’ari
meninggalkan Mu’tazilah sekaligus merupakan penyebab timbulnya aliran
al-Asy’ariah, berikut ini dipaparkan :
Al-Asy’ari Mu’tazilah. Sebab yang bisa disebut, yang berasal
dari al-Subki dan Ibn Asakir, ialah bahwa pada suatu malam al-Asy’ari bermimpi;
dalam mimpi itu Nabi Muhammad SAW, mengatakan kepadanya bahwa mazhab Ahli
Hadislah yang benar, dan mazhab Mu’tazilah salah[1].
Menurut pendapat ini al-Asy’ari berbelok
arah dari Mu’tazilah dikarenakan diberikan mimpi tentang aliran yang benar.
Cerita yang paling umum disebut sebagai
penyebab keluarnya al-Asy’ari dari Mu’tazilah ialah kisah
perdebatan antara al-Asy’ari dengan gurunya al-Jubba’iy, tentang tempat untuk
anak kecil di akhirat.Menurut al-Jubba’iy, tempat anak kecil di akhirat
bukanlah di bagian tertinggi surga, karena anak kecil belum punya amal saleh
sebagai tanda ketaatan yang patut diberi pahala. al-Asy’ari bertanya, bagaimana
kalau anak itu mengatakan kepada Tuhan: “Itu bukan kesalahanku; sekiranya
Engkau memanjangkan umurku tentu aku beramal baik seperti yang dilakukan oleh
orang mukmin dewasa”. Jawab al-Jubba’iy; Tuhan akan berkata: “Aku tahu bahwa
jika terus hidup niscaya engkau akan berbuat dosa dan pasti masuk neraka, maka
demi kepentinganmu sendiri , Aku cabut nyawamu sebelum engkau menjadi orang dewasa mukallaf”. al-Asy’ari
bertanya selanjutnya, sekiranya yang kafir mengatakan: Engkau mengetahui masa
depanku, sebagaimana Engkau mengetahui masa depan anak kecil, maka apa sebabnya
Engkau (membiarkan aku hidup) tidak menjaga kepentinganku?”. Di sinilah
al-Jubba’iy terpaksa diam[2].
Karena perdebatannya sehingga al-Asy’ari meninggalkan Mu’tazilah.
Aliran al-Asy’ari awalnya muncul setelah kemunduran aliran
Mu’tazilah. Eksistensi
aliran ini mempunyai pengaruh besar tatkala Mu’tazilah mengalami degradasi yang
berarti dengan implikasi mihnah.pergerakan al-Asy’ari mulai pada abad ke 4 H
setelah ia terlibat dalam konflik dengan kelompok-kelompok lain, khususnya
dengan Mu’tazilah[3].
Aliran al-Asy’ari merupakan
bentuk dari pemahaman yang tidak sepihak dengan aliran pemikiran Mu’tazilah yang dianggap hanya mengandalkan
rasional saja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa latar belakang timbulnya aliran al-Asy’ariah dipengaruhi beberapa faktor,
antara lain yang paling krusial kekhawatiran Abu al-Hasan al-Asy’ari bahwa
al-Quran dan Hadis Nabi akan diabaikan oleh umat Islam. Kemudian dalam
pengembaraan dan pengalaman spiritualnya tidak menutup kemungkinan telah
menemukan kebenaran yang hakiki yang terpancar dalam hatinya, ketika hal itu
telah ditemukan yang menurut dia itulah suatu kebenaran yang harus dimunculkan
kepada umat Islam kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar