1. Malas
Secara umum malas mengerjakan penulisan merupakan permasalahan umum kendala menulis karya ilmiah. Seperti halnya jenis pekerjaan yang lain, malas merupakan kendala utama dalam menyelesaikan pekerjaan. Demikian halnya dengan menulis karya ilmiah, anda akan mendapatkan tantangan pertama kali oleh rasa malas ini. Jika anda berhasil mengatasi rasa malas ini maka anda seperti sudah menyelesaikan proses penulisan sebesar 45%, karena selajutnya akan terus mengalir secara lancar hingga tulisan selesai. Bila anda malas mengerjakan menulis karya ilmiah maka bisa jadi itu pertanda bahwa anda perlu menguatkan niat.
Bila niat sudah kuat maka anda tinggal mengkondisikan diri supaya semangat menulis karya ilmiah menggelora. Salah satu caranya adalah dengan membuat anda menjadi terus menerus bersinggungan dengan materi atau hal-hal yang berhubungan dengan topik karya ilmiah yang sedang anda kerjakan. Pikirkanlah manfaat-manfaat yang akan anda dapatkan dan yang akan didapatkan masyarakat umum dari tulisan karya ilmiah anda, sehingga rasa malas anda akan tergusur oleh semangat menulis. Hal ini karena secara umum menusia itu akan bersemangat ketika mengetahui manfaat yang didapatkan dari suatu kegiatan.
2. Suka Menunda (Procrastinating)
Suka menunda-nunda juga merupakan kendala umum yang banyak dihadapi oleh banyak orang ketika menghadapi suatu pekerjaan. Suka menunda juga menjadi salah satu kendala menulis karya ilmiah. Anda harus mengatasi kebiasaan suka menunda pekerjaan. Idehidup.com secara khusus telah membahas cara mengatasi kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan ini secara panjang lebar di artikel yang berjudul 7 Cara Ampuh Mengatasi Menunda Pekerjaan. Segera kerjakan apa yang bisa dan memungkinkan untuk dikerjakan. Jangan ada jeda sama sekali karena bila ada jeda dalam pengerjaan maka itu akan memungkinkan terjadinya keinginan untuk menunda proses pengerjaan menulis karya ilmiah. Bila keinginan tersebut dipenuhi maka menunda-nunda menulis karya ilmiah akan terus berlangsung dan anda baru akan tersadar ketika sudah memasuki tenggat waktu (deadline).
3. Kurang mengetahui Seluk-beluk dan Kurang Pengalaman Menulis Karya Ilmiah
Kendala yang juga biasanya dihadapi dalam menulis karya ilmiah adalah kurang memahaminya tentang seluk-beluk karya ilmiah dan kurang berpengalaman dalam menulis karya ilmiah. Untuk kendala kurang dipahaminya seluk beluk menulis karya ilmiah maka harus diatasi dengan banyak membaca dan mempelajari buku atau artikel yang membahas tentang penulisan karya ilmiah sampai faham sedalam-dalamnya. Kurang pengalaman dalam menulis karya ilmiah hanya bisa diatasi dengan banyak menulis karya ilmiah, mengikuti event seperti lomba karya tulis ilmiah remaja, lomba karya tulis mahasiswa dan event perlombaan karya tulis lainnya akan memberikan pengalaman yang tidak ternilai harganya dalam proses menulis karya ilmiah. Dengan demikian kendala menulis karya ilmiah seperti ini akan bisa diatasi.
4. Tidak/Kurang Menguasai Topik yang Dibahas di Karya Ilmiah yang Sedang Dibuat
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan resmi yang membahas suatu permasalahan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena karya ilmiah membahas suatu permasalahan tertentu sehingga bila sang penulis tidak menguasai topik yang akan dia bahas pada suatu tulisan karya ilmiah maka tentu saja dia akan mengalami kesulitan/kendala dalam proses menulisnya. Bisa jadi berarti memang dia tidak pernah bersinggungan dengan topik tersebut atau memang masih pada tahap baru mempelajari topik tersebut. Bila memang alasannya adalah masih baru dengan topik tersebut maka solusinya adalah dengan terus mempelajari dan menambah info-info atau pengetahuan-pengetahuan tentang topik tersebut. Berdiskusi dengan pakar atau ahli yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi.
5. Kurang Membaca Literatur
Masih berhubungan dengan point sebelumnya, kurang membaca literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah. Menulis merupakan pasangan dari membaca. Apabila kegiatan membaca kurang maka kehendak dan semangat untuk menulis pun juga menurun. Oleh karena itu kurang membaca literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah. Bisa dibayangkan menulis karya ilmiah memerlukan pengkolaborasian pemikiran dari penulis lain dalam bentuk sitasi (citation) dalam karya ilmiah. Dengan kurangnya membaca literatur maka akan menyebabkan kurangnya perbandingan dengan pemikiran-pemikiran atau hasil penelitian dari penulis-penulis lain. Perlunya penelaahan pemikiran-pemikiran dari penulis lain dengan membaca karya-karya mereka dan memasukkannya ke dalam tulisan karya ilmiah yang sedang dibuat adalah suatu syarat penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itulah apabila seseorang akan menulis karya ilmiah maka mau tidak mau orang tersebut juga harus membaca literatur tulisan orang lain yang relevan dengan topik yang akan dia tulis.
6. Tidak Tersedia Literatur yang Memadai
Kendala menulis karya ilmiah lainnya adalah kurang tersedianya literatur relevan yang memadai. Setelah seseorang bersemangat mengerjakan karya ilmiah dan bersemangat dalam membaca literatur ternyata terkadang sering (terutama di Indonesia) terjadi kondisi sulitnya mencari literatur yang up to date dan relevan. Untung sekali sekarang sudah tersedia layanan gratis dalam pencarian literatur yang up to date dan relevan. Sebut saja salah satunya adalah google scholar, suatu layanan dari google yang menyediakan fasilitas pencarian literatur paper ilmiah dari berbagai jurnal internasional. Ada juga layanan pencarian sekaligus penyedia literatur berbayar lainnya semisal elsevier, science direct, proquest, dan lain sebagainya, yang biaya berlangganannya cukup mahal dan tidak semua kampus perguruan tinggi di Indonesia memilikinya.
7. Tidak Mengecek Ulang Tulisan
Kendala menulis karya ilmiah yang bisa terjadi adalah tidak mengecek ulang tulisan yang dibuat sehingga menyebabkan adanya banyak kesalahan ketik (typo), adanya kalimat ambigu, adanya ketidak sinkronan antara kutipan yang di isi tulisan dengan yang di bagian daftar pustaka karya ilmiah, adanya kesalahan penulisan nama penulis yang dikutip, dan kesalahan-kesalahan penulisan lainnya. Dengan demikian sangat perlu sekali untuk membaca dan mengecek ulang tulisan karya ilmiah yang telah selesai dibuat.
Cara lainnya untuk mengatasi kendala ini adalah dengan meminta bantuan teman atau kolega untuk membaca dan mengoreksi kesalahan penulisan (proof reading). Teman atau kolega ini juga akan membarikan masukan-masukan yang berharga untuk menambah kualitas karya ilmiah. Bacalah berkali-kali tulisan karya ilmiah anda hingga dipastikan tidak ada kesalahan penulisan. Jangan sampai ketika karya ilmiah diterbitkan baru diketahui ada kesalahan penulisan, kesalahan ejaan, dan kesalahan-kesalahan lainnya.
8. Plagiasi (Plagiarism)
Plagiasi merupakan kendala menulis karya ilmiah yang juga sangat perlu sekali dihindari. Plagiasi paling berat adalah mempublikasikan ulang karya ilmiah orang lain atas nama dirinya sendiri. Dengan kata lain hanya mengganti nama author saja. Plagiasi ini merupakan tindakan penjiplakan berat karya orang lain yang sangat tidak terpuji. Jenis plagiasi berikutnya adalah menggunakan kalimat yang persis sama dengan kalimat yang ada di tulisan karya tulis orang lain tanpa memberikan kredit (citation) pada penulis aslinya. Budaya plagiasi ini bisa disuburkan dengan kebiasaan copy paste yang banyak terjadi di kalangan siswa dan bahkan mahasiswa. Cara mengatasinya adalah dengan menanamkan pada diri sendiri untuk tidak melakukan penyalinan kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citataion) pada penulis yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis karya ilmiah.
Beberapa kendala menulis karya ilmiah yang telah dipaparkan di atas sering dihadapi oleh para penulis karya ilmiah, terutama penulis pemula. Menulis karya ilmiah memerlukan pembiasaan bagi penulisnya. Pembiasaan ini dalam artian harus banyak dilatih. Semakin banyak dilatih maka akan semakin mahir menguasai dan semakin terbiasa. Oleh karena itu maka harus segera menulis karya ilmiah saat ini juga dan sebanyak-banyaknya dalam rangka berlatih. Serta selanjutnya mempublikasikan karya tulis ilmiah tersebut di jurnal-jurnal ilmiah yang ada. Kiranya ada benarnya suatu ungkapan publish or perish, maka menulislah sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar